Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menteri Amran Usul Makan Keong Sawah, Ini Penjelasan Gizinya

Reporter

image-gnews
Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Tempo/Ilham Fikri
Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Tempo/Ilham Fikri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengusulkan keong sawah masuk dalam menu makanan sehari-hari. Keong sawah dinilai bisa menggantikan daging sapi yang harganya mahal, karena mengandung gizi tinggi.

Pernyataan Menteri Amran Sulaiman soal kandungan nutrisi keong sawah tak dibantah oleh ahli gizi Marudut. Namun Marudut tak bisa menyebutkan secara pasti apakah jumlah protein dalam keong sawah bisa menyamai atau bahkan melampaui daging.

"Sampai saat ini saya belum baca apakah ada perbedaan yang signifikan antara daging dan keong sawah, terutama dari proteinnya," kata dia yang merupakan dosen di Politeknik Kesehatan Masyarakat Kemenkes Jakarta II itu di Jakarta, Selasa, 6 Desember 2017.

Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi keong sawah salah satunya soal zat racun yang terkandung di dalamnya. Selain itu kandungan kolestrol dalam keong walau memang tak setinggi jerohan.

"Pada keong ada zat-zat toksik nya. Kita makan normal saja berapa porsi. Soal kolestrol, lebih tinggi tetapi tidak lebih tinggi dari jerohan," tutur Marudut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, berbeda dari daging, pengolahan keong sawah cenderung lebih sulit, karena lendir dan kotorannya harus dipisahkan dulu.

Ketimbang keong sawah, Marudut lebih merekomendasikan ikan sebagai varian pengganti daging. "Tetapi jelas keong sumber protein. Tetapi jauh lebih baik ikan. Ikan kita melimpah," tutur dia.

Pernyataan Amran Sulaiman ihwal keong sawah membuat heboh warganet seperti komentar akun @den_plk Daging mahal makan keong sawah, statement seorang menteri dungu seantero tanah air.

Ada lagi akun @azharmatang, Masak keong sawah untuk rakyat nya.. yg benar aja..! Mau jadi apa republik ini..!!. Akun pendakwah @Felixsiauw juga ikut berkicau, Daging mahal, makan keong sawah, logika seperti ini sangat berbahaya. Sebab kalau sudah 'ngeles' maka orang akan berhenti mencari solusi.  

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.


Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

2 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak


Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

4 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.


Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Mykola Solsky. wikipedia.org
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

11 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

13 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

13 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

24 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Mentan Minta Bulog Serap Gabah Petani, Bapanas: Kalau Panen Melimpah Saja

33 hari lalu

Ketua Baden Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi saat meninjau beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Rabu, 28 Februari 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mentan Minta Bulog Serap Gabah Petani, Bapanas: Kalau Panen Melimpah Saja

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menanggapi imbauan Menteri Pertanian Andi Arman Sulaiman agar Bulog membeli gabah langsung petani.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

36 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.